Buku Tamu

Tuesday, October 23, 2012

WATAK BAYI


Watak dasar yang dibawa si bayi pada saat kelahiran dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah pengaruh dari hari kelahiran si bayi. Menurut kitab Primbon Adammakna, ada tujuh macam watak dasar si bayi, jika dihubungkan dengan hari kelahirannya, yaitu:

1.  MINGGU
Bayi yang lahir pada Minggu, diibaratkan seperti Matahari, hatinya terang, suka merelakan apa yang menjadi milikya kepada sanak saudara. Ia mempunyai modal sebagai pemimpin yang berkualitas, mencintai rakyatnya, dan dapat memerintah dengan baik, termasuk memerintah orang yang lebih tua. Pandai bicara, keras budinya bersih penampilannya.

2.  SENIN
Bayi yang lahir pada hari Senin: diibaratkan seperti Bulan, bicaranya tidak bisa dianggap enteng, karena lebih beremosi. Gembira dan tulus dalam melakukan pekerjaannya. Cepat dan terampil. Ia senang melakukan pekerjaan yang lurus dan benar.

3.  SELASA
Bayi yang lahir pada hari Selasa: diibaratkan seperti Api, ia mempunyai dua perkara yang serius, yaitu dibenci orang dan kalau mempunyai teman atau sahabat tidak bisa bertahan lama, karena pertengkaran. Walaupun ada juga sifat baiknya, jika dibandingkan lebih banyak sifat buruknya. Ia jahil, suka menjelek-njelekan orang lain, hatinya penuh rasa iri dan dengki

4.  RABU
Bayi yang lahir pada hari Rabu: diibaratkan seperti Bumi, kalau baik kelewat baik. Tidak kekurangan sandhang pangan. Orangnya pendiam, tetapi kalau sudah bicara sebagian besar terlaksana.

5.  KAMIS
Bayi yang lahir pada hari Kamis: diibaratkan seperti Angin dan Petir. Siapa yang jadi jodhohnya biasanya mati lebih dahulu. Mati dalam arti luas, mati rejekinya dan mati kariernya. Banyak yang takut dengan bicaranya. Kalau punya teman tidak bisa awet, karena tidak tulus. Hatinya panas, lebih berangasan. Tetapi pada tataran lahir ia baik budi dan lebih rumit, senang di junjung dan ditinggikan, jika disikapi dengan lunak dan halus ia mudah ditipu.

6.  JUMAT
Bayi yang lahir pada hari Jumat: diibaratkan seperti Bintang, senang mandita menjalani tapa, bersemangat miskin. Merelakan apa yang dimilikinya jika saudaranya lebih membutuhkan. Dicintai banyak teman dan sahabat

7. SABTU
Bayi yang lahir pada hari Sabtu: diibaratkan air, pandai menjalankan usaha untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk lancar dalam berdagang. Lebih cekatan dalam bekerja, tidak mau menunda-nunda pekerjaan, banyak rejekinya. Ditakuti banyak orang tetapi juga sering dimusuhi, bahkan sahabatnya pun menjauhi dirinya.

Ke tujuh watak dasar yang merupakan bawaan lahir tersebut merupakan ilmu titen, yaitu ilmu yang didapatkan dan dikumpulkan dari pengalaman secara turun temurun dalam kurun waktu yang panjang. Ilmu titen tentang watak dasar si bayi yang berdasarkan hari kelahiran ini hanyalah merupakan salah satu ilmu titen, yang bila perlu masih dapat dijadikan panduan bebas untuk pendampingan sibayi yang lahir di jaman ini

PANCAWARA

Pancawara artinya adalah lima hari yang meliputi:
Paing, atau Jenar (bahasa Kawi)
Pon, atau Palguna (bahasa Kawi)
Wage, atau Cemengan (bahasa Kawi)
Kliwon, atau Kasih (bahasa Kawi)
Legi, atau Manis (bahasa Kawi)

Dengan demikian satu siklus Pancawara membutuhkan waktu lima hari. Pancawara juga disebut dengan pasaran, karena keberadaannya dikaitkan dengan kegiatan perdagangan di pasar pada jaman dahulu dan sebagian masih berlangsung hingga jaman sekarang. Misalnya di Pasar Bantul, hari pasarannya adalah Kliwon, hingga saat ini setiap Kliwon terutama Minggu Kliwon, tingkat keramaian di pasar Bantul bisa duakali lipat dibandingkan hari-hari biasanya. Pasar Sleman, hari pasarannya adalah Paing. Sedangkan pasar Kota Gede, sejak dulu hingga sekarang hari pasarannya adalah Legi.

Pasaran pada saat bayi lahir juga berpengaruh bagi watak dasar si Bayi. Menurut kitab Primbon Adammakna, ada lima macam watak dasar si bayi, jika dihubungkan dengan pasaran kelahirannya, yaitu:

1.  KLIWON
Bayi yang lahir pada pasaran Kliwon digambarkan mempunyai binatang piaraan anjing dan kera. Watak dan karakter disimbolkan seperti binatang yang mejadi piaraannya:. Kera jenis binatang yang banyak akalnya, senang memanjat dan galak, sukar dijinakkan dan sulit didekati. Hidupnya berada di daratan, di pepohonan dan di air. Walaupun sudah di beri makan, kera masih mau menggigit, menggoda dan mengejek-ejek, dan tidak tahu akan kebaikan. Sedangkan binatang piaraan yang satunya adalah anjing. Wataknya adalah tulus setia kepada tuannya, tetapi jorok makannya. Akal-pikirannya stabil. Berani dan besar kemauannya. Karena puja-pujinya ia banyak mendapat keselamatan. Sebagai permohonan agar hidup si bayi terhindar dari hal-hal buruk, mengadakan selamatan ‘kethek’, artinya membuat jenang mancawarna yaitu bubur beraneka macam.

2.  LEGI
Bayi yang lahir pada pasaran Legi, mempunyai watak dan karakter yang diibaratkan sebagai Raja atau Bupati, dengan binatang piaraannya yaitu kucing dan Tikus. Wataknya waspada, lebih jinak, hatinya selalu gembira, tidak mempunyai kekawatiran. Datangnya bahaya karena di celakai orang lain. Namun setelah di celakai, memunculkan kekuatannya, taringnya atau pusakanya. Kelebihannya bisa bergaul dengan orang kaya dan bisa bergaul dengan orang miskin. Wataknya tikus kalau malam tidak tidur, awas waspada, lebih hati-hati.. sering binggung sendiri, makannya sedikit. Bila menggigit berbisa, sehingga yang digigit bisa mati. Sering dimintai tolong orang. Bisa membuat gara-gara. Selalu ingat perihal perbuatan baik dan perbuatan jelek. Besar keberuntungannya, tetapi juga besar celakanya. Sebagai permohonan agar hidup si bayi terhindar dari hal-hal buruk, mengadakan selamatan ‘pitik’, artinya tukon pasar, membeli aneka makanan di pasar tradisional.

3.  PAING
Bayi yang lahir pada pasaran Paing, mempunyai watak dan karakter yang disimbolkan seperti binatang yang mejadi piaraannya yaitu Macan, jauh dalam mencari mangsa, lebih nyaman duduk sendiri, tidur sendiri, jarang makan, kecuali jika menjadi binatang peliharaan raja, makannya serba kecukupan. Banyak musuhnya, orang yang berusaha mengunggulinya akan celaka. Namun ia tidak akan celaka jika mengungguli orang lain, karena ia memang mempunya senjata. Ia suka pada tempat yang bersih. Napsunya datang dari perempuan. Sering ditipu, barang yang sudah hilang jarang bisa kembali. Sebagai permohonan agar hidup si bayi terhindar dari hal-hal buruk, mengadakan selamatan ‘kucing’, artinya mengadakan nasi dan iwak (daging)

4.  PON
Bayi yang lahir pada pasaran Pon, mempunyai watak dan karakter yang disimbolkan seperti binatang yang mejadi piaraannya, yaitu kambing, wataknya suka wayangan, lokasi usahanya tidak jauh-jauh, yang dimakan tanaman, artinya hanya miliknya sendiri, sering marah-marah kepada anak isterinya, bermata gelap. Watak kambing sering berani kepada yang memelihara. Jika sudah membantah sulit dijelaskan. Kekayaannya sedang-sedang saja. Wataknya Nabi saleh budinya. Nasihatnya ditaati orang. Sebagai permohonan agar hidup si bayi terhindar dari hal-hal buruk, mengadakan selamatan ‘bulus angrem’, artinya mengadakan kue klepon dengan srabi.

5.  WAGE
Bayi yang lahir pada pasaran Wage, mempunyai watak dan karakter yang disimbolkan seperti binatang yang mejadi piaraannya, yaitu sapi, wataknya jinak. Sekehendak yang memerintahkan. Makannya jorok dan harus di jatah. Sapi berwatak grusah-grusuh. Kalau dicambuk sering mengamuk. Segala sesuatu di terkam. Kurang kerja keras dalam mencari makan. Tetapi kalau sudah makan lupa saudaranya dan orang tuanya. Tidak jernih pikirannya. Sering kena fitnah. Punya kelebihan tetapi angkuh. Sebagai permohonan agar hidup si bayi terhindar dari hal-hal buruk, mengadakan selamatan ‘bantheng’, artinya membuat sego golong yaitu nasi dibuat bulat

Ke Lima watak dasar yang merupakan bawaan lahir tersebut merupakan ilmu titen, yaitu ilmu yang didapatkan dan dikumpulkan dari pengalaman kejadian yang biasa dialami pada kurun waktu yang panjang.

Ilmu titen tentang watak dasar si bayi yang berdasarkan pasaran kelahiran ini hanyalah merupakan pengetahuan pelengkap, jika diketahui akan lebih baik, alih-alih dapat dijadikan panduan bebas untuk pendampingan sibayi yang lahir di jaman modern

[ Herjaka HS]